Keutamaan Berdzikir.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
Wahai sahabatku, hendaknya anda
senantiasa mewiridkan Dzikir (mengingat) kepada Allah Ta’ala dengan menentukan
waktunya dan membatasi bilangannya, dan untuk memastikan bilangan dzikirnya,
dan mengistiqomahkannya, boleh anda mempergunakan tasbih (alat) sebagai alat
penghitung.
Ketahuilah! Bahwa dzikir itu
merupakan rukun thariqat, kunci hakikat, pedang para murid (pencari kebahagian
akhirat), dan merupakan sumber derajat kewalian, demikian dikatakan oleh
sebagian Ulama Ma’rifat.
Masalah dzikir ini, difirmankan
oleh Allah Ta’ala dalam beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits, yaitu :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al Baqarah (2) : 152)
فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ
Maka ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (QS. An Nisaa’ (4) : 103)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS.
Al Ahzab (33) : 41)
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al Anfaal (8) : 45)
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ
مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raaf (7) : 205)
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’d (13) : 28)
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ
اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar. (QS. Al Ahzab (33) : 35)
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يقول الله تعالى: أنا عند ظن
عبدي بي، وأنا معه حين يذكرني، فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ
ذكرته في ملأ خير منه
Rasulallah saw. Bersabda : Allah
Ta’ala berfirman : Aku adalah sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku,
Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat
aku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku
dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik
dari pada ingatannya. (Hadits Qudsi, Kitab Risalatul Mu’awanah)
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ
فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ
اقْتَرَبَ إِلَيَّ شِبْرًا اقْتَرَبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا
اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَيُرْوَى عَنْ الْأَعْمَشِ فِي تَفْسِيرِ
هَذَا الْحَدِيثِ مَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا يَعْنِي
بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ وَهَكَذَا فَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ
قَالُوا إِنَّمَا مَعْنَاهُ يَقُولُ إِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ الْعَبْدُ بِطَاعَتِي
وَمَا أَمَرْتُ أُسْرِعُ إِلَيْهِ بِمَغْفِرَتِي وَرَحْمَتِي وَرُوِيَ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ أَنَّهُ قَالَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ { فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ } قَالَ
اذْكُرُونِي بِطَاعَتِي أَذْكُرْكُمْ بِمَغْفِرَتِي حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ
قَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى وَعَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ الرَّمْلِيُّ عَنْ
ابْنِ لَهِيعَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ بِهَذَا
Telah menceritakan kepada kami
Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dan Abu Mu’awiyah dari Al
A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Allah ‘azza wajalla berfirman; Aku bersama dengan
persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdzikir
(berdoa) kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka
Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus dari
mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya
hasan shahih, dan telah di riwayatkan pula dari Al A’masy mengenai tafsir
hadits ini, yaitu; “Barang siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan
mendekat kepadanya sehasta.” Maknanya dengan ampunan dan rahmat. Seperti inilah
sebagian ulama menafsiri hadits ini, mereka mengatakan; hanyasanya maknanya
adalah, Allah berfirman “Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan keta’atan
kepada-Ku, dan apa yang Aku perintahkan, maka Aku akan bersegera kepadanya
dengan ampunan-Ku dan rahmat-Ku.” Dan diriwayatkan dari Said bin Jubair bahwa
dia berkata tentang ayat ini; “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku
ingat (pula) kepadamu.” (QS Al Baqarah; 152) katanya; “Ingatlah kepada-Ku
dengan keta’atan kepada-Ku, maka Aku akan mengingatmu dengan ampunan-Ku.” Telah
menceritakan kepada kami Abd bin Humaid dia berkata; telah menceritakan kepada
kami Al Hasan bin Musa dan ‘Amru bin Hasyim Ar Ramli dari Ibnu Lahi’ah dari ‘Atha`
bin Yasar dari Sa’id bin Jubair dengan hadits ini.” (HR. At Tirmidzi No.3527,
Bukhori No.6856, 6951, Muslim No.4927, 4832, 4849, 4851, Ibnumajah No.3812 dan
Ahmad No.9834, 9863, 9373, 10286)
قال عليه السلام: “يقول الله تعالى: أنا جليس من ذكرني
Allah Ta’ala berfirman : Aku
adalah teman bagi orang yang berdzikir. (Hadits Qudsi, Kitab Risalatul
Mu’awanah)
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ
مُوسَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ زِيَادٍ مَوْلَى
ابْنِ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي بَحْرِيَّةَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ
أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ
لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا
عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى
قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا
شَيْءٌ أَنْجَى مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَقَدْ رَوَى بَعْضُهُمْ
هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ مِثْلَ هَذَا بِهَذَا الْإِسْنَادِ
وَرَوَى بَعْضُهُمْ عَنْهُ فَأَرْسَلَهُ
Telah menceritakan kepada kami
Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari
Abdullah bin Sa’id yaitu Ibnu Abu Hindun dari Ziyad mantan budak Ibnu ‘Ayyasy
dari Abu Bahriyyah dari Abu Ad Darda` radliallahu ‘anhu ia berkata; Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian
mengenai amalan kalian yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja (Allah)
kalian, paling tinggi derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada
menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu
dengan musuh kemudian kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher
kalian?” Mereka berkata; ya. Beliau berkata: “Berdzikir kepada Allah ta’ala.”
Mu’adz bin Jabal radliallahu ‘anhu berkata; tidak ada sesuatu yang lebih dapat
menyelamatkan dari adzab Allah daripada dzikir kepada Allah. Sebagian ulama
telah meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Sa’id seperti ini dengan sanad
ini dan sebagian yang lain meriwayatkan dari Mu’adz dan memursalkan hadits
tersebut. (HR. At Tirmidzi No.3299, Ahmad No.20713, 21065, 26249 dan Malik
No.441)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ
حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا
مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ
حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَإِذَا تَفَرَّقُوا
عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ
لَكَ فِي الْأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ
وَيَسْأَلُونَكَ قَالَ وَمَاذَا يَسْأَلُونِي قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ قَالَ
وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا لَا أَيْ رَبِّ قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي
قَالُوا وَيَسْتَجِيرُونَكَ قَالَ وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي قَالُوا مِنْ نَارِكَ
يَا رَبِّ قَالَ وَهَلْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا لَا قَالَ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي
قَالُوا وَيَسْتَغْفِرُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ
مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا قَالَ فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ
فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ قَالَ فَيَقُولُ وَلَهُ
غَفَرْتُ هُمْ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceritakan kepada kami Bahz telah
menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Suhail dari
bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi mempunyai beberapa
malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah
menemukan majelis dzikir tersebut, maka mereka terus duduk di situ dengan
menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan
langit yang paling bawah. Apabila majelis dzikir itu telah usai, maka mereka
juga berpisah dan naik ke langit.’ Kemudian Rasulullah meneruskan sabdanya:
‘Selanjutnya mereka ditanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat Yang sebenarnya
Maha Tahu tentang mereka: ‘Kalian datang dari mana? ‘ Mereka menjawab; ‘Kami
datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang selalu bertasbih, bertakbir,
bertahmid, dan memohon kepada-Mu ya Allah.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala
bertanya: ‘Apa yang mereka minta? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka memohon
surga-Mu ya Allah.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya lagi: ‘Apakah mereka
pernah melihat surga-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Belum. Mereka belum pernah
melihatnya ya Allah.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata: ‘Bagaimana seandainya
mereka pernah melihat surga-Ku? ‘ Para malaikat berkata; ‘Mereka juga memohon
perlindungan kepada-Mu ya Allah.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala balik bertanya:
‘Dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku? ‘ Para malaikat menjawab;
‘Mereka meminta perlindungan kepada-Mu dari neraka-Mu ya Allah.’ Allah
Subhanahu wa Ta’ala bertanya: ‘Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku? ‘ Para
malaikat menjawab; ‘Belum. Mereka belum pernah melihat neraka-Mu ya Allah.’
Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata: ‘Bagaimana seandainya mereka pernah melihat
neraka-Ku? ‘ Para malaikat berkata; ‘Ya Allah, sepertinya mereka juga memohon
ampun (beristighfar) kepada-Mu? ‘ Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab:
‘Ketahuilah hai para malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka,
memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi mereka dari neraka.’ Para
malaikat berkata; ‘Ya Allah, di dalam majelis mereka itu ada seorang hamba yang
berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka.’ Maka Allah
menjawab: ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku akan mengampuni orang tersebut.
Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tak bakalan
celaka karena mereka.’ (HR. Muslim No.4854, Bukhori No.5929, At Tirmidzi
No.3524 dan Ahmad No.8614, Abu Isa mengatakan hadits ini derajatnya Hasan
Shahih)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidullah dia
berkata; telah menceritakan kepadaku Khubaib bin Abdurrahman dari Hafsh bin
‘Ashim dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
beliau bersabda: “Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah (salah satunya)
adalah seseorang yang berdzikir kepada Allah hingga meneteskan air matanya.”
(HR. Bukhori No.5998 dan Muslim No.1712)
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَخْبَرَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عُمَرَ بْنِ رَاشِدٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَقَ الْمُفْرِدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفْرِدُونَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ الْمُسْتَهْتَرُونَ فِي ذِكْرِ اللَّهِ يَضَعُ الذِّكْرُ عَنْهُمْ أَثْقَالَهُمْ
فَيَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِفَافًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami
Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘ala` telah mengabarkan kepada kami Abu Mu’awiyah
dari Umar bin Rasyid dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu
Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Al
Mufarridun (orang-orang yang menyendiri untuk beribadah) telah mendahului
(unggul).” Mereka bertanya; “Apa (yang dimaksud dengan) Al Mufaridun ya
Rasulullah?” beliau bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang terpikat dalam
berdzikir kepada Allah, dzikir telah menggugurkan dosa yang mereka pikul,
sehingga mereka datang dalam keadaan ringan tanpa beban dosa.” Abu Isa berkata;
“Hadits ini derajatnya hasan gharib.” (HR. At Tirmidzi No.3520 dan Muslim No
4834)
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ
قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ
لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Telah menceritakan kepada kami
Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Mu’awiyah bin
Shalih dari ‘Amru bin Qais dari Abdullah Busr radliallahu ‘anhu bahwa seorang
laki-laki berkata; wahai rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah
banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat
aku jadikan sebagai pegangan! Beliau bersabda: “Hendaknya senantiasa lidahmu
basah karena berdzikir kepada Allah.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits
hasan gharib dari sisi ini. (HR. At Tirmidzi No.3297 dan Ibnumajah No.3783)
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ذِكْرُ الله عِلَمُ الإيمانِ
وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ وَحِصْنٌ مِنَ الشِّيْطَانِ وَحِرْزٌ مِنَ النيرانِ
Nabi Muhammad saw. Bersabda :
Dzikir kepada Allah adalah bendera iman dan terbebas dari sifat munafik serta
menjadi benteng dari syaitan dan menjadi penjaga dari neraka. (Kitab Lubabul
Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: أَفْضَلُ الذِّكْرُ الخَفِيُّ
Nabi Muhammad saw. Bersabda :
Dzikir yang paling utama adalah dzikir khofi (dzikir dalam hati). (Kitab
Lubabul Hadits)
Malaikat tidak dapat membawa
naik dzikir khofi, karena tidak tampak padanya, yaitu suatu dzikir yang rahasia
antara seorang hamba dengan Allah Ta’ala, demikian sebagaimana disebutkan oleh
Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani Rahimahumullah.
Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Al Baihaqi dari Aisyah ra. : Dzikir yang tidak didengar oleh malaikat
hafadhah tujuhpuluh kali lipat.
Al Manawi mengatakan : Yang
dimaksud dzikir khofi itu adalah merenungkan dan memikirkan serta memperhatikan
terhadap segala ciptaan Allah dan kenikmatan-kenikmatan-Nya, sedangkan orang
yang memperhatikan itu selalu berdzikir dalam hati.
قال صلى الله عليه وسلم: أَشَدُّ الأَعْمالِ ثَلاَثٌ ذِكْرُ الله
تَعَالى عَلَى كُلِّ حَالٍ وَمُوَاسَاةُ الأخِ مِنْ مالِكَ وإنْصَافُ الفَقيرِ البَائِسِ
مِنْ نَفْسِكَ
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Seberat-berat amal ada tiga, yaitu : Dzikir kepada Allah Ta’ala pada setiap
keadaan, menyenangkan saudara dengan hartamu, dan melayani orang yang sangat
faqir dari dirimu. (Kitab Lubabul Hadits)
Dzikir kepada Allah pada setiap
keadaan maksudnya disetiap waktu dan tempat. Menyenangkan saudara maksudnya
menolongnya dengan harta (uang). Dan melayani orang yang sangat faqir dari
dirimu, maksudnya menjadikan dirimu sebagai pelayan bagi orang yang membutuhkan
bagi orang yang tertimpa kemelaratan yang berat.
قال صلى الله عليه وسلم: عَلاَمَةُ حُبِّ الله حُبُّ ذِكْرِ الله
وَعَلامَةُ بُغْضِ الله بُغْضُ ذِكْرِ الله عَز وَجَل
Nabi Muhammad saww. Bersabda :
Tanda mencintai Allah adalah cinta berdzikir kepada Allah dan tanda benci
kepada Allah adalah benci berdzikir kepada Allah. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم حِكَايَة عَنِ الله تَعَالى: أَنَا مَعَ
عَبْدي إذا ذَكَرني وَتَحَرَّكَتْ بي شَفَتَاهُ
Nabi Muhammad saww. Bersabda :
menceritakan dari firman Allah Ta’ala : Aku tetap menyertai hamba-Ku ketika ia
mengingat kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak-gerak karena berdzikir
kepada-Ku. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: ذِكْرُ الله تَعَالَى بالغَدَاةِ والعَشِيِّ
أَفْضَلُ مِنْ ضَرْبِ ٱلسُّيُوفِ فِي سَبِيلِ الله
Nabi Muhammad saw. bersabda :
Berdzikir kepada Allah Ta’ala di waktu pagi dan sore adalah lebih utama
daripada memukulkan pedang di dalam perang sabil (menegakkan agama Allah).
(Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم: أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إلهَ إلاَّ الله
Nabi Muhammad saww. Bersabda :
Dzikir yang paling utama adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Kitab Lubabul Hadits)
وقال صلى الله عليه وسلم: اذْكُروا الله ذِكْرا خَامِلاً، قيل: وَمَا
الذِكْرُ الخَامِلُ؟، قال: الذِّكْرُ الخَفِيُّ
Nabi Muhammad saww. Bersabda :
Berdzikir kamu semua kepada Allah dengan “DZIKIR KHOMIL”, sebagaimana sahabat
bertanya : “Wahai Rasulullah, apa dzikir khamil itu?”, Beliau bersabda : “Yaitu
Dzikir Khofi (dzikir samar didalam hati)”. (Kitab Lubabul Hadits)
Maksudnya, bahwa dzikir yang
samar di dalam hati itu lebuh utama dari pada dzikir yang keras agar terjamin
keselamatannya dari riya’ (pamer), demikian menurut kelompok ahli Tasawuf.
قال صلى الله عليه وسلم: أَفْضَلُ العِبَادِ دَرَجَةً عِنْدَ الله
يَوْمَ القِيَامَةِ الذَّاكِرونَ الله كَثِيرا
Nabi Muhammad saww. Bersabda :
Para hamba yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah
orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah. (HR. At Tirmidzi dan Ahmad dari
Abu Sa’id Al Khudri dengan isnad Shahih, Kitab Tanqihul Qaul)
Dalam hadits tersebut
menyebutkan dengan kata “ Adz Dzaakiruunallaaha Katsiira” yang artinya orang
laki-laki yang banyak mengingat Allah, mengandung maksud juga termasuk para
wanita, tetapi mereka tidak disebutkan karena kata mudzakkar mengalahkan atas
mu’anats, sehingga orang-orang yang banyak berdzikir mengingat Allah itu adalah
baik laki-laki maupun perempuan.
وقال صلى الله عليه وسلم: خَيْرُ الذِّكْرِ الذِّكْرُ الخَفِيُّ،
وَخَيْرُ العِبَادَةِ أَخَفُّها، وَخَيْرُ الرِّزْقِ مَا يَكْفِي
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi (rahasia dalam hati), sebaik-baik ibadah
yang ringan lagi rutin dilakukan, dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi.
(HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Baihaqi dari Sa’ad bin Malik dan Abnu Abi Waqqash
ra. Dengan isnad Shahih, Kitab Tanqihul Qaul)
Dalam satu riwayat disebutkan
bahwa kata “Al Khofi” dengan kata “Al Mukhfi” dengan “mim”, maksudnya dzikir
itu dirahasiakan oleh orang yang berdzikir dari pandangan manusia, maka dzikir
yang demikian ini lebih utama dari pada dzikir yang jahar (keras dan
terang-terangan). Dalam hadits lain disebutkan, bahwa keutamaan berdizikir yang
samara tau dirahasiakan dalam hati karena dikhawatirkan riya’ (pamer) dan dapat
mengganggu orang lain yang sedang shalat. Oleh karenanya dzikir jahar itupun
utama jika dapat selamat dari hal yang demikian. Adapun maksud sebaik-baik
rizki adalah yang cukup adalah sekedar kecukupan.
قال عليه الصلاة والسلام : ما عمل ابن آدم عملاً أنجى له من عذاب
الله من ذكر الله
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Tidak ada suatu amalan pun dikerjakan oleh anak Adam yang bias menyelamatkannya
dari siksa neraka, selain berdzikir kepada Allah. (Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ يُحَدِّثُ
عَنْ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ أَنَّهُ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا
حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ و حَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar mereka berdua berkata; telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami
Syu’bah aku mendengar Abu Ishaq bercerita dari Al A’raj Abu Muslim bahwasanya
dia berkata; ‘aku bersaksi atas Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri bahwasanya
keduanya menyaksikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tidaklah
suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh
para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka
ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para
makhluk yang ada di sisi-Nya. Dan telah menceritakannya kepadaku Zuhair bin
Harb telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman telah menceritakan kepada kami
Syu’bah dalam sanad ini dengan Hadits yang serupa. (HR. Muslim No.4868,
Ibnumajah No.3761 dan Ahmad No.11037, 11441, 11457)
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ
الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ الْبُنَانِيُّ
حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ
Telah menceritakan kepada kami
Abdul Warits bin Abdush Shamad bin Abdul Warits ia berkata; telah menceritakan
kepadaku ayahku ia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsabit
Al Bunani telah menceritakan kepadaku ayahku dari Anas bin Malik radliallahu
‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Apabila
kalian melewati taman Surga, maka hendaknya engkau beristirahat (ikut hadir)!”
Aku katakan; apakah taman Surga itu wahai Rasulullah? Beliau mengatakan:
“Kelompok-kelompok dzikir.(kumpulan orang yang berdzikir)” Abu Isa berkata;
hadits ini adalah hadits hasan gharib dari jalur ini, dari hadits Tsabit dari
Anas. (HR. At Tirmidzi No.3432, Ahmad No.12065 dan Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
قال النبي -صلَّى الله عليه وآله وسلَّم : من قعد مقعداً لم يذكر
الله تعالى فيه إلا كانت عليه من الله ترة
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Barangsiapa duduk disuatu tempat, sedang ia tidak mengingat (berdzikir) Tuhan
ketika itu, maka ia tidak akan merasakan sesuatu dari Allah selain penyesalan.
(Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
وقال عليه الصلاة والسلام : مثل الذي يذكر الله والذي لا يذكره مثل
الحي والميت، ومثل الشجرة الخضراء بين الشجر اليابس. وذاكر الله في الغافلين كالمقاتل
بين الفارِّين
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir
kepada-Nya, seperti orang hidup dengan orang mati, atau seperti pohon yang
berdaun hijau dengan pohon yang kering tiada berdaun, dan orang yang berdzikir
kepada Allah ditengah-tengah orang lalai, seperti orang yang berperang di
tengah-tengah orang yang lari dari medan perang. (Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
قال صلى الله عليه وسلم: أكثروا من ذكر الله حتى يقول المنافقون
إنكم مراءون
Nabi Muhammad saww. bersabda :
Perbanyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala, sehingga orang-orang munafiq
berkata : sesungguhnya orang-orang yang berdzikir itu adalah orang-orang yang
riya’. (Kitab Risalatul Mu’awanah)
Jadi bisa dikatakan orang yang
tidak suka dengan orang yang berdzikir adalah orang munafiq.
Dan masih banyak lagi
dalil-dalil tentang keutamaan berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Dikutip dari :
* Al Qur’an.
* Kitab Hadits Kutubu Tis’ah.
* Ihya Ulumiddin => Al Imam
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
* Irsyadul ‘Ibad
Ilasabilirrosyad => Asy Syaikh Zinuddin Al Maribariy.
* An Nashaaih Ad Diniyah wal
washaaya Al Imaaniyah => Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Risalatul Mu’awanah => Al
Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Tanbihul Ghafilin => Al
Imam Abul Laits As Samarqandi.
* Lubabul Hadits => Al Imam
Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abii Bakar As Suyuthi.
* Tanqihul Qaul => Asy Syaikh
Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani.
Penulis : Muhammad Shulfi bin
Abu Nawar bin Ahmad Al ‘Aydrus.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
Category ›
Amaliah Ahlusunnah Wal Jamaah
,
Cinta Dzikir
,
Dalil Dzikir
,
Doa dan Dzikir
,
Fadhilah Dzikir
,
Hadits Dzikir
,
Rahasia Dzikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalaamualaikum
Bila berkenan tinggalkanlah komentar di blog ini, supaya kami bisa mengnang para pengunjung setia Blog ini
Cara berkomentar bagi yang belum memiliki blog:
1. Klik select profile -->> pilih Name/URL.
2. Isi nama Anda dan isi URL dengan alamat Facebook Anda/ kosongkan saja.
3. Klik Lanjutkan.
4. Ketik komentar anda dan klik PUBLISH.
6. Komentar yang kurang sopan,Spam/SARA otomatis akan kami hapus.
Terimakasih atas kunjungan Anda.
♫♪(¯`'•.¸(¯`'•.¸**¸.•'´¯)¸.•'´ ¯)♫♪